Sering Mengalami Kekelahan Atau Gampang Berubah Mood, Bisa Jadi Anda Kekurangan Vitamin D

Jakarta - Setelah hampir dua tahun menghadapi pandemi, masyarakat masih harus menghadapi ancaman infection corona. Protokol kesehatan pun masih terpusat pada upaya menekan penyebaran COVID-19, mulai dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga penggunaan aplikasi mapping.

Di sisi lain, permasalahan kesehatan saat ini tak hanya seputar infeksi virus corona. Risiko defisiensi atau kekurangan vitamin D pun dialami makin banyak orang.

Menurut jurnal yang diterbitkan Journal of Nutrition College, dari Departemen Ilmu Gizi, Universitas Diponegoro (2017 ), studi gabungan Malaysia dan Indonesia memaparkan bahwa prevalensi defisiensi vitamin D di Indonesia mencapai 63 persen.

Dari studi lainnya, wanita berusia 45-55 tahun yang kekurangan vitamin D tercatat sebesar 50 persen. Artinya, rata-rata 5 dari 10 wanita belum tercukupi kebutuhan vitamin D hariannya.

Faktornya tingginya defisiensi vitamin D ini tidak hanya akibat pengaruh makanan, tapi juga cuaca. Ya, memasuki musim penghujan, hampir setiap hari berbagai daerah di Indonesia diliputi mendung yang diikuti hujan lebat.

Kondisi ini membuat banyak orang kurang paparan sinar matahari (UVB) yang membantu tubuh memproduksi vitamin D. Ditambah kurangnya aktivitas di luar ruangan dan gaya hidup yang cenderung menghindari sinar matahari.

Akibatnya, berbagai masalah kesehatan pun mengancam. Tidak hanya daya tahan tubuh jadi rentan menurun, salah satu gejala yang sering dialami seseorang saat kekurangan vitamin D adalah mudah lelah dan tidak bertenaga.

Penelitian dari Departemen Kesehatan Cooper Medical Institution of Rowan College, Amerika Serikat yang diterbitkan North American Journal of Medical Sciences (2014 ), menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dengan kelelahan. Hasilnya, dari 174 responden yang diteliti, 77,2 persen di antaranya menunjukkan tanda kelelahan.

Masih berdasarkan penelitian tersebut, kelelahan merupakan manifestasi dari rendahnya kadar vitamin D yang berpengaruh terhadap penurunan fungsi otot rangka.

Bila dibiarkan, kekurangan vitamin D ini tidak hanya membuat tubuh mudah lelah, namun kerap diikuti dengan munculnya sakit kepala.

State of mind swing atau ketidakstabilan suasana hati juga menjadi salah satu gejala kekurangan vitamin D. Dilansir healthline, vitamin D juga berperan penting mengoptimalkan fungsi otak.

Jurnal dari Queensland Centre for Schizophrenia Research Study, The Park Centre for Mental Wellness, yang diterbitkan PubMed, reseptor vitamin D mungkin bekerja di bagian otak yang sama dengan yang mempengaruhi hormon serotonin-- yang memiliki efek terhadap suasana hati seseorang.

Sebaliknya, kebutuhan vitamin D yang selalu terpenuhi akan membantu meningkatkan imunitas hingga meningkatkan kesehatan mental.

Vitamin ini bersifat antiinflamasi dan imunoregulasi, yang sangat penting untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh.

Vitamin D akan meningkatkan fungsi sel tubuh yang berperan dalam kekebalan-- termasuk sel T dan makrofag yang melindungi tubuh dari patogen.

Bahkan jurnal Vitamin D and Influenza Prevention or Therapy? dari National Medicines Institute, Polandia (2018 ), vitamin D dapat membantu melindungi tubuh dari virus influenza, serta membantu mempercepat proses penyembuhan saat sakit.

Nah, tubuh yang sehat dan kuat, serta mood yang lebih stabil tentu membuat kita bisa lebih fokus dan produktif saat beraktivitas.

Termasuk membuat kita lebih siap dan leluasa untuk mulai mengatur kembali rencana yang sempat tertunda. Misalnya, mulai kembali menyusun rencana taking a trip atau sekadar mengunjungi saudara jauh yang sudah lama tidak bertemu.

Setiap harinya, manusia membutuhkan sekitar 400 800 IU atau 10 20 mcg untuk membantu menjaga kesehatan tubuh.

Bahkan kondisi orang dengan kondisi tertentu membutuhkan dosis yang lebih besar demi meminimalisasi defisiensi vitamin D, seperti ibu hamil dan menyusui, serta lansia setidaknya 1000 IU per harinya.

Namun, meski sudah menyantap makanan tinggi vitamin D setiap hari, belum tentu kebutuhan tubuh akan langsung terpenuhi.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya melengkapi asupan harian dengan suplemen vitamin D, salah satunya dengan Sakatonik Activ D3-1000 yang mengandung 1000 IU vitamin D3.

Sakatonik Activ D3-1000 mengandung Cholecalciferol bentuk vitamin D 1000 IU atau setara 25 mcg yang sudah lebih siap digunakan, dibandingkan sinar matahari yang masih berupa provitamin D. Selain itu Cholecalciferol juga bisa diserap lebih baik oleh saluran pencernaan.

Dengan mengkonsumsi Sakatonik Activ D3-1000 dan terpenuhinya asupan vitamin D, dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, melindungi tubuh dari paparan penyakit, menjaga kesehatan mental, memelihara kesehatan tulang, dan mempercepat pemulihan setelah sakit.

Sakatonik Activ D3-1000 kini bisa didapatkan di minimarket, apotek terdekat, serta ecommerce kesayangan di sini.

Menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan vitamin D harian, Sakatonik Activ D3-1000 pun mengajak masyarakat untuk menyadari kondisi tubuh yang mengalami defisiensi vitamin D melalui challenge Activkan Rencana #D 3ngan1000IU.

Dimulai dari 19 November-14 Desember 2021, Sakatonik Activ D3-1000 juga ingin membantu mewujudkan rencana dengan tubuh yang sehat dengan terpenuhinya vitamin D harian.

Sebagai contoh, ceritakan rencana yang telah disusun sejak lama dan harus tertunda karena kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan di akun Instagram pribadi.

Jangan lupa mention Instagram @sakatonikactiv. id serta hashtag #D 3ngan1000IU #ActivD 3ngan1000IU, lalu mention 3 teman lainnya untuk mengikuti kompetisi ini.

Akan ada 2 kali pengumuman pemenang, dan setiap sesinya akan diumumkan 5 pemenang yang berkesempatan mendapatkan complete 30 gram emas dan paket Sakatonik Activ D3-1000.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Menangkap Truk Sayur yang Berisi 17 Pemudik Didalam Truk Tersebut

Para Ahli Sedang Meneliti Hewan yang Hidup Abadi Seperti Kisah Dongeng

Para Ahli Mengatakan Virus Corona B11529 Afrika Selatan Berpotensi Menjadi Super Variant