Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Para Peneliti Mengatakan Setidaknya Booster Vaksin Corona 80% Efektif Mencegah Sakit Parah Akibat Omicron

Jakarta -  Para peneliti di Inggris telah menganalisis kemungkinan dampak dosis tambahan atau booster vaksin Covid-19 terhadap Omicron. Mereka mengatakan booster dapat memberi sekitar 85% perlindungan dari sakit parah. Perlindungan ini sedikit di bawah vaksin yang diberikan untuk versi Covid sebelumnya. Tapi itu tetap berarti bahwa dosis tambahan dapat mencegah banyak orang dirawat di rumah sakit. Temuan ini diumumkan setelah 846.466 dosis ketiga atau booster diberikan di Inggris sampai Minggu (19/12) atau lebih dari 50% penduduk. Pemodelannya dibuat oleh tim peneliti di Imperial University London berdasarkan informasi terbatas tentang Omicron. Mereka mengatakan masih ada tingkat ketidakpastian tinggi dalam pemodelan ini, sampai terkumpul lebih banyak informasi dari dunia nyata tentang Omicron. Para ahli masih berusaha mencari tahu akan seberapa ganas varian baru ini. Baca juga: Vaksin membantu mengajari tubuh cara melawan Covid. Tetapi vaksin yang saat ini digunakan tidak dirancang u

Para Ahli Sedang Meneliti Hewan yang Hidup Abadi Seperti Kisah Dongeng

Jakarta -  Tak sedikit manusia yang mendambakan hidup abadi. Dalam cerita dongeng, seseorang bisa melakukan apa pun untuk tetap ada dan tak pernah mati. Tapi bagi makhluk hidup ini, mereka hanya perlu melayang dan menghindari predator untuk tetap hidup selamanya. Bukan di langit maupun di darat, rahasia keabadian selama ini justru tersimpan di lautan, tepatnya dalam bentuk ubur-ubur. Ketika kita memikirkan ubur-ubur, mungkin yang terbayang adalah bentuknya yang tampak seperti kepala medusa . Mereka menghabiskan hidupnya memang sebagai 'balon' yang melayang dengan tentakel yang menjuntai. Hewan satu ini memulai hidup mereka sebagai larva, makhluk kecil berbentuk cerutu yang berputar-putar di air, mencari batu atau sesuatu untuk ditempeli. Setelah mereka mendapatkan tempat, larva mulai bermetamorfosis menjadi polip yang tampak seperti anemon laut kecil. Beberapa jenis polip membentuk semak besar. Apabila kondisinya mendukung, polip ini akan mekar dalam jumlah yang sangat banyak,

Robot Penjelajah Coriosity NASA Menemukan Bukti Kehidupan Masa Lampau di Mars

Jakarta -  Bukti kehidupan masa lampau di Planet Mars telah ditemukan oleh penjelajah Curiosity NASA. Kehidupan kuno itu ada pada batuan sedimen yang kaya akan tanah liat di sekitar lokasi pendaratan Kawah Gale, bekas danau yang terbentuk ketika asteroid menghantam Planet Merah sekitar 3,6 miliar tahun lalu. Sebagaimana diketahui, tanah liat adalah petunjuk penting adanya bukti kehidupan karena sedimen itu terbentuk ketika mineral batu menghilang dan membusuk akibat bercampur dengan air-- sumber kehidupan. Selain itu, tanah liat juga sangat suitable untuk menyimpan mikroba. Namun, ketika robot Curiosity mengambil dua sampel batu lumpur purba-- batuan sedimen mengandung tanah liat-- dari dasar danau yang mengering, para peneliti menemukan bahwa satu sampel batu berisi setengah dari jumlah mineral. Sebaliknya, sedimen itu lebih banyak mengandung oksida besi, senyawa yang memberi warna karat pada Mars. Tim percaya, hilangnya kandungan mineral di Mars akibat air very asin. Air asin yang b

Sering Mengalami Kekelahan Atau Gampang Berubah Mood, Bisa Jadi Anda Kekurangan Vitamin D

Jakarta -  Setelah hampir dua tahun menghadapi pandemi, masyarakat masih harus menghadapi ancaman infection corona. Protokol kesehatan pun masih terpusat pada upaya menekan penyebaran COVID-19, mulai dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga penggunaan aplikasi mapping. Di sisi lain, permasalahan kesehatan saat ini tak hanya seputar infeksi virus corona. Risiko defisiensi atau kekurangan vitamin D pun dialami makin banyak orang. Menurut jurnal yang diterbitkan Journal of Nutrition College, dari Departemen Ilmu Gizi, Universitas Diponegoro (2017 ), studi gabungan Malaysia dan Indonesia memaparkan bahwa prevalensi defisiensi vitamin D di Indonesia mencapai 63 persen. Dari studi lainnya, wanita berusia 45-55 tahun yang kekurangan vitamin D tercatat sebesar 50 persen. Artinya, rata-rata 5 dari 10 wanita belum tercukupi kebutuhan vitamin D hariannya. Faktornya tingginya defisiensi vitamin D ini tidak hanya akibat pengaruh makanan, tapi juga cuaca. Ya, memasuk